Thursday, November 4, 2010

Perkembangan Manajemen Hingga Adanya Manajemen Komunikasi

Ricky W. Griffin mendefinisikan manajemen sebagai sebuah proses perencanaan, pengorganisasian, pengkoordinasian, dan pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan efesien. Efektif berarti bahwa tujuan dapat dicapai sesuai dengan perencanaan, sementara efisien berarti bahwa tugas yang ada dilaksanakan secara benar, terorganisir, dan sesuai dengan jadwal.

Pemikiran awal manajemen

Sebelum abad ke-20, terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen. Peristiwa pertama terjadi pada tahun 1776, ketika Adam Smith menerbitkan sebuah doktrin ekonomi klasik, The Wealth of Nation. Dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja (division of labor), yaitu perincian pekerjaan ke dalam tugas-tugas yang spesifik dan berulang. Peristiwa penting kedua yang mempengaruhi perkembangan ilmu manajemen adalah Revolusi Industri di Inggris. Revolusi Industri menandai dimulainya penggunaan mesin, menggantikan tenaga manusia, yang berakibat pada pindahnya kegiatan produksi dari rumah-rumah menuju tempat khusus yang disebut pabrik.

Era Manajemen Ilmiah
Era ini ditandai dengan berkembangan perkembangan ilmu manajemen dari kalangan insinyur—seperti Henry Towne, Frederick Winslow Taylor, Frederick A. Halsey, dan Harrington Emerson. Manajemen ilmiah, atau dalam bahasa Inggris disebut scientific management, dipopulerkan oleh Frederick Winslow Taylor dalam bukunya yang berjudul Principles of Scientific Management pada tahun 1911. Sumbangan penting lainnya datang dari ahli sosilogi Jerman Max Weber. Weber menggambarkan suatu tipe ideal organisasi yang disebut sebagai birokrasi yaitu bentuk organisasi yang dicirikan oleh pembagian kerja, hierarki yang didefinisikan dengan jelas, peraturan dan ketetapan yang rinci.

Era Manusia Sosial
Menurut Barnard, efektivitas berkaitan dengan pencapaian tujuan, dan efisiensi adalah sejauh mana motif-motif individu dapat terpuaskan. Dia memandang organisasi formal sebagai sistem terpadu di mana kerjasama, tujuan bersama, dan komunikasi merupakan elemen universal, sementara pada organisasi informal, komunikasi, kekompakan, dan pemeliharaan perasaan harga diri lebih diutamakan. Barnard juga mengembangkan teori "penerimaan otoritas" didasarkan pada gagasan bahwa bos hanya memiliki kewenangan jika bawahan menerima otoritas itu.

Era Modern
Era moderen ditandai dengan hadirnya konsep manajemen kualitas total (total quality management—TQM) di abad ke-20 yang diperkenalkan oleh beberapa guru manajemen, yang paling terkenal di antaranya W. Edwards Deming (1900–1993) and Joseph Juran (lahir 1904). Ia menekankan pentingnya meningatkan kualitas dengan mengajukan teori lima langkah reaksi berantai. Deming mengembangkan 14 poin rencana untuk meringkas pengajarannya tentang peningkatan kualitas.

Pendekatan Hingga Manajemen Komunikasi
Seiring dengan berjalannya waktu, manajemen pun semakin berkembang. Era-era sebelumnya yang terus mengupas cara-cara perencanaan yang efektif dan efisien guna mendapat kualitas kerja yang baik pun terus berkembang. Berbagai cara cara, mulai dari faktor internal maupun eksternal dilakukan. Sampai akhirnya ditemukanlah sebuah aliran Manajemen Komunikasi.

Komunikasi adalah suatu proses penyampaian informasi (pesan, ide, gagasan) dari satu pihak kepada pihak lain agar terjadi saling mempengaruhi di antara keduanya. Manusia berkomunikasi untuk membagi pengetahuan dan pengalaman. Bentuk umum komunikasi manusia termasuk bahasa sinyal, bicara, tulisan, gerakan, dan penyiaran. Komunikasi dapat berupa interaktif, transaktif, bertujuan, atau tak bertujuan. Melalui komunikasi, sikap dan perasaan seseorang atau sekelompok orang dapat dipahami oleh pihak lain. Dari sinilah manajemen komunikasi muncul.

Manajemen Komunikasi adalah pengaplikasian penggunaan sumber daya manusia dan teknologi secara optimal untuk meningkatkan dialog antar manusia. Michael Kaye mendefinisikan bahwa manajemen komunikasi adalah cara manusia atau individu mengelola proses komunikasinya melalui penyusunan kerangka makna tentang hubungan mereka dengan orang lain dalam berbagai situasi atau konteks. Manajemen komunikasi sangatlah berguna dalam organisasi, selain untuk perencanaan, juga untuk mengatur jalannya suatu pekerjaan secara efektif untuk mencapai tujuan yang diharapkan. Seiring dengan munculnya era reformasi ditandai dengan menjamurnya berbagai Lembaga Sosial Kemasyarakatan (LSM), organisasi non pemerintah (Ornop), industri jasa dan industri non jasa. Disamping itu dalam era keterbukaan saat ini menuntut setiap elemen organisasi memanage kemasan komunikasi agar masyarakat dapat memahami program yang akan dilaksanakan. Untuk itu diperlukan keahlian di bidang manajemen komunikasi.

No comments:

Post a Comment